Wednesday, June 4, 2008

Semacam Lagu Cinta

Semacam Lagu Cinta,
Semacam Tanda Bencana



Because I'm happy to be sad
I want it all I want it bad

-- Torture Me by Red Hot Chili Peppers --
Malam, kadang menjadi keran pelepasan atas kesumpekan yang dirasakannya. Ini malam ke empat semenjak pertemuan terakhir di studio Reff dengan teman-temannya, dan Billy belum punya bahan apa pun untuk menulis lagu yang dijanjikannya.

“Cari inspirasi. Cari inspirasi,” mulutnya komat-kamit. Beberapa penumpang di dalam metromini tampak terusik dengan gumaman yang (menurut si penggumam itu lirih – tetapi nyatanya) cukup jelas di telinga mereka. Billy hanya bisa memamerkan sederetan gigi depan yang bersih tanpa suara apabila matanya bertumbuk pandangan dengan beberapa orang yang memperhatikannya.

“Jangan gila, dong!” Bisik seorang gadis manis sambil tertawa-tawa dengan teman sebangkunya. Seorang gadis juga. Dari kucelnya seragam, bau bodyspray yang mulai luntur, serta kilat keringatnya di pipi dan jidat mereka, tampak bahwa mereka seakan terlambat pulang ke rumah dari kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. Lalu sekali lagi, yang dikomentari hanya bisa meringis menahan malu. Sementara gadis –gadis itu masih menatapnya. Billy tak mampu mengeluarkan sepatah kata.

Pikirannya sekarang bermain dengan sebuah lagu dari band yang beraliran funk; Red Hot Chili Peppers! Dia merasa sangat terbebani untuk bisa menyelesaikan sebuah lagu yang ear-catchy bahkan akan menjadi masterpiece bagi demo album mereka.
Torture me and torture me
It's forcin' me so torture me
Torture me with socery
It's forcin' me so torture me
Tapi anehnya, dalam pikiran dia ada perasaan yang menyenangkan. Betapa beban itu menjadi sebuah permainan belaka! Dia sungguh tahu bahwa ada yang akan bisa ditulisnya. Dan akan menjadi lagu yang hebat bagi PlayForward, band yang digawanginya.

Hanya saja persoalannya sekarang adalah : Ia belum tahu apa yang akan ditulisnya itu
+ + +
“Ini persoalan hidup dan mati, Billy!”

“Aku tahu, Bim. Untuk itu aku ingin lagu ini benar-benar lagu yang outstanding. Lagu yang benar-benar berbeda dengan lagu dari band-band yang sekarang ada!”

Teguh, lead guitar PlayForward, akhirnya angkat bicara.

“Bil. Kamu tahu bukan? Sekarang ini, semua yang bisa masuk label itu lagu-lagunya selalu lagu cinta. Agar mereka bisa balik modal, agar kita juga bisa dapat penggemar lebih banyak. Lantas lagu seperti apa yang ada dalam kepalamu?”

Billy cukup kaget dengan pertanyaan dan kesangsian Teguh akan lagu terakhir ini. Padahal hampir semua penggemar PlayForward tahu bahwa PlayForward terkenal dengan lagu-lagu yang sederhana liriknya. Tentang apa saja tetapi punya makna yang dalam. Seperti lagu “Barangkali Bila” yang liriknya berisi anjuran agar orang menangis. Atau lagu “Percakapan Gelas Kristal” yang isinya hanya bercerita tentang kegelisahan dua buah gelas anggur yang tak kunjung dicecap pada suatu pertemuan sepasang kekasih.

“Guh, lagu yang aku bikin nanti mungkin mengarah ke lagu cinta. Tetapi aku ingin yang “bittersweet”, yang “gloomy”, seperti “Bohemian Rhapsody”, seperti “Achilles Last Stands” atau “Starway to Heaven” malah,” jelasnya.

Kini ganti Teguh yang manggut-manggut tak bisa lagi berkomentar soal jenis lagu yang hendak jadi pembuka demo album mereka itu.
+ + +
Rini, gadis berkeringat, dan Hani, temannya kini tampak melongo mendengar uraian panjang lebar dari Billy mengenai beban yang disandangnya hingga malam itu dia meracau; “Cari inspirasi” itu.

“Tapi kamu belum tahu seperti apa lagu itu?”

“Kalau aku sudah tahu, sekarang ini aku sedang di kamar atau di studio untuk membuat aransemennya, Rin!”

“Kalau begitu, mendingan kamu browsing tentang apa saja untuk cari inspirasi, Bil!” Usul Hani.

Bagai mendapat ide cemerlang, Billy langsung mengangguk-angguk riang. Jari telunjuknya segera teracung.

“Benar. Benar. Kenapa tidak terpikir olehku?”

Dan tak berapa lama, Rini dan Hani kembali dibuat bengong oleh tingkah Billy. Karena tanpa mengucap sepatah kata, dia langsung berteriak meminta turun. Dan pergi meninggalkan mereka berdua.
+ + +
Di internet cafĂ© itu terdengar lagu hip hop Madonna featuring Justin Timberlake dan Timbaland “4 Minutes”. Billy, selain tidak bisa menikmati lagunya juga tidak “in the mood”, memilih berdiam diri dan tidak menggoyangkan anggota badan mengikuti irama lagu itu yang sebenarnya enak untuk bergoyang kaki. Dipilihnya sebuah PC pada cubicle paling pojok agar dia tidak terusik oleh lalu lalang pengguna dan karyawan di sana.

Cukup lama Billy memilih “keyword” untuk melakukan browsing pada situs Google. Tadi dia memilih kata : love song dan sekarang yang muncul paling atas adalah sebuah icon video di youtube yang berisikan live performance Tesla dengan lagu Love Song. Dia hampir berteriak: “Rock is number one in this chart, maaan!” atau “Rocks Rule!” Karena ternyata untuk kategori love song yang pertama muncul adalah kelompok musik beraliran rock.

Akhirnya setelah dia mulai bosan browsing beberapa halaman Google. Dia menyerah. Diarahkannya kursor pada icon Yahoo! Mesenger. Dia memilih untuk chating! Namun dilihatnya tak ada teman yang “hidup” maka dia pun membuka chat room. Dipilihnya room di Jakarta. Jakarta Global Chat Room : 13.

Diperhatikan satu per satu nama yang ada di dalam room itu. Lalu dia tertarik pada satu nama yang tampaknya “girly” : ayuni.
billy : hi
ayuni : hi too. asl pls?
billy : billy. 20 m jkt. n u?
ayuni : pembayun. 26 f jkt
billy : pasti kerja dong ya?
ayuni : sok tahu deh. U kuliah?
billy : nope. aku cuma anak band.
ayuni : sayang sekali. kenapa tidak kuliah?
billy : tahun ini memang sengaja gak kuliah. mau total ngurus PlayForward
ayuni : that’s ur band name? sound good.
billy : thx. sibuk?
ayuni : nope. iseng chating nunggu suami pulang.
billy : wah ibu rumah tangga yang baik ya
ayuni : I try my best on it ;)
Billy kebingungan memulai lagi pembicaraan. Dia merasa jengah dengan perbedaan usia dan “pekerjaan” dengan lawan bicaranya. Hingga akhirnya dia memilih pasif.
ayuni : tell me abt yrs
billy : not much. cuma lagi mau masukin demo album ke label. n u?
ayuni : regularly housewife while expecting too
billy : wah selamat ..anak pertama?
ayuni : gitu deh ..thx
billy : sound happy ever after family
ayuni : kamu broken home?
billy : tidak. tidak. aku sedang mencari inspirasi untuk satu lagu terakhir.
ayuni : bagaimana dengan cinta? Pastinya kamu pernah jatuh cinta, bukan?
Kenapa lagi-lagi dia dihadapkan dengan pertanyaan seperti itu? Lagu cinta? Kenapa bukan lagu patah hati? Lagu ingin sendiri? Lagu ingin mati? Lagu persiapan untuk menyendiri? Jadi, kenapa harus lagu cinta?
billy : sudah banyak yang bilang begitu. Tapi mungkin kamu..eh..mbak ayuni belum tahu bahwa PlayForward justru tampil dengan lagu-lagu yang sangat sederhana.
ayuni : panggil saja ayuni. Aku belum pernah dengar lagu-lagu kamu ‘kan?
billy : hm, begini. Saya tuliskan salah satu syair laguku. dan ayuni bisa menilai seperti apa band kami. Bagaimana?
ayuni : sound fair. Go ahead.
Lalu dengan lancar, diketikkannya lirik lagu “Barangkali Bila” yang dibuatnya ketika mendengar temannya kehilangan anak semata wayang dalam usia yang sangat muda.
Barangkali Bila
Barangkali bila kau menangis,
ada beban yang turut terguncang
dan jatuh seiring air mata itu

Seperti helai daun yang tercabut
dan luruh menjauh dari tangkai-tangkai
yang menggenggamnya saat badai

Barangkali bila kau berteriak,
ada yang merasa terpanggil
atau tiba-tiba ingat jalan pulang

Seperti tangan yang buru-buru
menggenggam ujung tangkai payung
lalu berjalan terhuyung menahan
angin yang semakin kencang

ayuni : puitis. siapa yang buat?
billy : aku sendiri
ayuni : hebat! aku senang punya teman yang bisa menulis puisi
billy : aku merasa tidak bisa. Itu lebih ke syair lagu biasa.
ayuni : hm. Aku ingin bisa menulis.
billy : tulislah. Siapa tahu aku bisa ambil untuk bahan laguku.
ayuni : entahlah. Aku merasa kisah yang aku punya mirip dongeng khayalan.
billy : siapa tahu bisa jadi inspirasi sebuah lagu cinta?
ayuni : lagu cinta? Yang aku punya ini lebih seperti tanda bahaya!

Teka-teki apa lagi ini? Billy semakin merasa pembicaraannya melantur. Tapi dia juga penasaran, apa maksud pernyataan Ayuni itu.

ayuni : boleh tahu nomor hp mu?
billy : boleh. 08778978977
ayuni : ok. Aku hubungi lain kali. Suamiku sudah datang. bye.

1st Chapter by Dedy

No comments: