Tuesday, June 16, 2009

25 Days Angel

Unpredictable Beginning..


6 Juli 2007
18:00

“kita makan malam di CAT’z yuk Ra! Kamu ga ada schedule terbang kan hari ini?? ” ajak ka’Jasmine, yang selalu menggiringku untuk makan malam di restaurant favoritnya-CAT’z. Ka’Jasmine adalah kakak sepupuku, aku biasa memanggilnya ka’Jas. dia seorang wanita modern dan tegar yang baru saja bercerai dari suami keduanya yang berkebangsaan Spanyol.

“aduh ka, aku lagi males banget keluar rumah” jawabku males-malesan.

“ayo dong ra.., aku mau ketemu relasi nih tapi males sendirian” rayu ka’ Jas dengan suara mendayu-dayu “kamu boleh makan apa aja deh” tambahnya.

Dengan badan gontai aku melangkah malas menuju kamar mandi setelah menutup telfon dari ka’Jas. Semenjak satu bulan yang lalu putus dari Daniel-pria yang sudah menjadi pacarku selama 2 tahun- aku jadi sering merasa malas untuk keluar rumah. Hubunganku dengan Daniel sangat mendalam. Daniel sangat mencintai aku, begitu juga denganku.kami hampir saja menikah Namun orang tua Daniel tidak merestui hubungan kami karena pekerjaanku sebagai pramugari. mereka menginginkan calon menantunya menjadi ibu rumah tangga dan sayangnya aku tidak bisa mengindahkan keinginan mereka karena selain aku memang tidak ingin menjadi ibu rumah tangga yang hanya berdiam diri dirumah,aku masih terikat kontrak dua tahun kedepan dengan maskapai tempat aku bekerja.pada akhirnya aku dan Daniel memutuskan untuk berpisah Walaupun terasa sangat menyakitkan. Ka’ Jas tahu benar perasaanku, itulah sebabnya dia tidak pernah membiarkan aku larut dalam ke-tidak-aktifan-ku pasca putus dari Daniel.


20:05
di CAT’z
Kami langsung menuju Table yang sudah di-Reserved ka’ Jas sebelumnya dan langsung memesan makanan. selang beberapa menit kemudian teman relasi ka’Jasmine pun tiba. sementara mereka langsung terlibat pembicaraan bisnis, aku mengamati sekelilingku. Suasananya cukup ramai, banyak sekali executive muda yang sedang menikmati makan malam selepas pulang kantor, atau hanya sekedar bersantai bersama teman-teman mereka. Dan yang paling terlihat jelas pada restaurant ini adalah banyak sekali orang asing yang berada disetiap sudut ruangan, mengingat memang CAT’z adalah International resto&longue.

Sebagai wanita normal berusia 27 tahun aku sempat tertegun melihat wajah-wajah tampan para eksmud dan bule-bule yang berada disana. Aku menghabiskan sepotong fish&chips sambil tetap memperhatikan orang-orang disekitarku.

----


Selesai ka’Jasmine meeting dengan relasinya, dia mengajakku menuju CAT’z Lounge yang berada digedung yang sama, namun berada diruangan yang berbeda. Disana tampak lebih ramai daripada restaurantnya. Terdengar suara dentuman keras yang ditimbulkan dari musik yang sedang dimainkan sebuah group band internasional yang anggotanya orang-orang berkulit hitam.

“mau duduk dimana Ra??” Tanya ka’Jasmine.

“terserah.. dimana aja” jawabku pasrah.

“cari meja deket panggung yuk, katanya band yang lagi main ini bagus loh ra” ajak ka’ jasmine sedikit berpromosi.

“di ujung situ aja ka’..” kataku sambil menunjuk meja yang berada diujung tepat didepan panggung.

Ini sudah kali ke empat aku ikut ka’Jas ke CAT’z Lounge. Namun kali ini terasa agak aneh. Mungkin karena suasana hatiku yang masih ‘melow’ pasca putus cinta dengan Daniel ditambah suasana yang begitu riuh diruangan ini. Aku mendapati banyak sekali wanita-wanita Indonesia yang berpasangan dengan pria asing. Mereka terlihat begitu bahagia dan bergembira. Hatiku tiba-tiba merasa sepi ditengah keramaian. Pikiranku melayang… andai saja aku masih bersama Daniel pasti aku bisa terlihat bahagia seperi wanita-wanita itu.

“woy! Disini bukan tempat ngelamun!” teriak ka’ Jas memecah lamunanku.

“eh… nggak kok..” jawabku agak sedikit kaget.

“liat tuh bandnya keren banget! walaupun orang kulit hitam tapi mereka manis-manis ya..” canda ka’ jas sambil tertawa renyah berusaha membuatku tersenyum.

“iya keren, lagu yang dibawain juga TOP 40” sahutku berusaha membuatnya senang.

----


Aku meneguk segelas whiskey-cola yang dipesan ka’ Jasmine untukku, sambil memandangi dengan seksama para anggota band itu. Mereka terdiri dari lima orang laki-laki dan satu orang perempuan sebagai vokalis utamanya. ketika aku sedang tertegun menikmati irama musik, tiba-tiba salah satu dari mereka tersenyum padaku.

“Ra! Pemain gitarnya senyumin kamu tuh!”

“iya aku lihat….yah.. namanya juga pemain band, kan harus senyum sama semua orang..”

“iya tapi dari tadi aku perhatiin dia ngeliatin kamu terus Tiara!!” ka’Jasmine berbicara penuh antusiasme yang tinggi.

“biarin aja ka’ dia kan punya mata untuk melihat” entah kenapa jawabanku jadi ketus.
Dari pada kelamaan disenyumin sama anggota band itu dan terlalu banyak memikirkan Daniel, aku mengajak ka’Jas turun ke dance floor.

“akhirnya tergoda juga buat nge-dance??” ledeknya.

“dibandingin mikirin yang ga penting mendingan seneng-seneng aja sekarang iya kan?” kataku meyakinkan. Aku berusaha keras untuk bersenang-senang bersama ka’Jasmine tanpa embel-embel Daniel dikepalaku.


----


aku dan ka’Jasmine kembali ke-table, dan para pemain band pun rehat sejenak, sementara itu digantikan musik dari Dj yang ga kalah serunya. Selang beberapa waktu kemudian……………..

“hello…..” sapa sesosok pria berkulit coklat sawo matang agak kemerah-merahan, berwajah manis dan bertubuh tinggi besar.

“hai…” balasku dengan perasan kaget yang luar biasa, karena ternyata yang menyapaku adalah salah satu personel band yang barusan saja tampil. Tepatnya….. pemain gitar yang dari tadi tersenyum padaku.

“how are you?my name is blake. Blake Adams” Tanya-nya sambil menyodorkan tangan memperkenalkan diri.

“Tiara” jawabku singkat sambil membalas jabatan tangannya.
Ka’Jas hanya tercengang melihat kenyataan bahwa pria itu benar-benar menghampiri dan menyapaku.

Pria yang bernama Blake itu bertanya apakah aku baik-baik saja.karena ia memperhatikanku dari atas panggung, dan katanya wajahku terlihat payah.

“No, really im ok” jawabku meyakinkannya.

“ok Tiara,enjoy your time, nice to meet you, I have to go back on stage” jawabnya tersenyum sambil berjalan menjauh dari meja-ku menuju panggung.
Belum sempat aku tersadar dari ‘shock’ akibat perkenalan dengan pria yang bernama Blake itu. Tiba-tiba………….. ia berjalan cepat kembali kearahku. Dengan sangat mengagetkan untuk kedua kalinya! Dan meminta nomor handphoneku.
WHAT….!!!!

“Sorry I cant” jawabku tanpa pikir panjang. parahnya lagi aku langsung begegas melarikan diri menuju kamar mandi, Meninggalkan ka’Jasmine dan Blake (yang sudah pasti penuh tanda Tanya…..)

----


Ka’ jas menyusulku ke kamar mandi, ia mengatakan padaku bahwa ia merasa aneh dengan sikapku. “kan Cuma minta nomer telfon doank ra?” Tanya ka’ jas.

“tapi aku ga bisa,……….”

“Daniel?” ka’ jas mengerutkan wajahnya.

“he-eh” aku mengangguk.

“ya ampun ra, cowo ini minta no handphone, bukannya mau ngawinin kamu!” ia memegang pundakku.“udahlah Ra jangan dipikirin terus, sekarang kita balik lagi ke table yuk, aku ajak kamu kesini untuk bersenang-senang, bukan untuk sedih-sedihan gini..” ka’Jas menyemangati aku.

“did I do something wrong?? Do I scared you?” Tanya Blake dengan raut wajah cemas.

“sorry its not your fault, its all about me” terangku padanya.

“Tiara im sorry for anything that might happened to you but, would you please give me your number, I have no longer time,my shows waiting and we can talk later” blake tetep kekeuh meminta no ponselku dengan penuh harap dan terburu-buru.

Akhirnya aku memberinya juga, dan setelah Blake selesai tampil diatas panggung. aku dan ka’Jas langsung bergegas pulang Karena waktu sudah menunjukan pukul 2 dini hari. ka’Jas mengantarku pulang ke apartemen. Aku memasuki ruang tidur ku dengan perasaan gamang, disambut dengan segelas teh yang dibuatkan bibi-yang masih terjaga menungguku pulang (karena aku lupa memberinya kabar).

▪▪



1st Chapter oleh Amrita H.I.

No comments: