Friday, June 19, 2009

Grafftiez Story

Part 1
Siapakah Aku?



Dunia telah memasuki abad baru di mana tidak adalagi batasan dan perbedaan antara manusia dan Grafftiez (sejenis mahluk yang menyerupai tubuh manusia tapi di dalam nya mereka memiliki kekuatan luar biasa di saat dia menjadi dewasa).

Horvland sebuah kota pusat keramaian dari sebuah Negara bagian Ruectus, di kota ini lautan manusia setiap harinya berbaur jadi satu dengan Grafftiez, kita tidak akan pernah tau siapa yang jahat dan siapa yang baik.

Ardenz adalah sebuah nama keluarga di mana semua keluarga ini adalah keturunan Grafftiez, tapi amat di sayangkan dari 3 anaknya 2 orang mengikuti sebuah organisasi grafftiez Hard ( Organisasi grafftiez jahat), dan satu anak paling kecilnya masih jadi misteri di manakah dia berada.???

Siang hari di sekolah NARDVART sebuah sekolah terbaik di kota Horvland, di mana semua murid-murid di sekolah ini bukan anak-anak biasa, mereka anak-anak dari keluarga keturunan Grafftiez yang memang orang tuanya memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Semua bisa kita lihat dari cara anak-anak itu belajar, untuk ukuran sekolah tinggkat pertama mereka sudah di ajarkan yang namanya ilmu Griffon (ilmu mengembangkan keahlian gaffitiez yang nantinya akan dia dapatkan di saat mereka sudah beranjak dewasa), Ilmu Grasson (mungkin ilmu ini agak sedikit unik, karena tidak semua Graff “sebutan untuk para keturunan Grafftiez” dapat menguasai ilmu ini hanya orang-orang terpilih lah yang dapat menguasai ilmu ini)

Jam istirahat makan siang sudah berbunyi, maka banyak sekali anak anak keturunan Graffitiez Graff” keluar untuk pergi ke kantin.

Aku Vordz adalah salah satu anak baru di sekolah ini, sampai saat ini aku belum mengerti aku ini sebenarnya Graff dari bangsa apa?, yang aku tahu aku itu dari keturunan Ardenz, yaitu sebuah Grafftiez yang sedang di takuti oleh para Grafftiez lainya

Karena dia anak baru dan belum memilik banyak teman setiap istirahat makan siang dia hanya di kelas dan sesekali dia keluar untuk duduk di bawah pohon yang memang suasananya sangat rindang sekali…

Tiba-tiba ada sebuah tangan yang mencolek ku dari belakang, ketika aku berbalik badan, aku kaget ada seorang wanita berambut agak ikal dan pirang itu menjulurkan tangan sambil mengeluarkan sebuah kata Anna…. Lalu Andritz menjulurkan tangnya juga sambil bicara “Aku Vordz Siswa Tinggkat satu“ . “sepertinya kamu anak baru ya di “ sini, “ jawab Anna sambil melepaskan jabat tanganya dengan Vordz. “iya“ jawab Vordz sambil tersenym senang, karena semenjak dia sekolah di sini tidak pernah ada yang mengajaknya bicara dan hanya sebuah batu besar di samping pohon, sahabat dia ketika dia sedang istirahat makan siang.

“kamu Graff dari keturunan apa? Tanya Anna yang agak sedikit penasaran dengan Vordz. Lalu Vordz terdiam dan berfikir sejenak untuk menyebutkan nama keturunan nya, karena nama keluarga dia sudah terlanjur di kenal kurang baik oleh bangsa-bangsa Grafftiez di Horvland Tapi karena dia tidak ingin berbohong akhirnya dia menyebutkan bahwa dia adalah seorang Graff keturunan keluarga Ardenz. Anna yang tadinya penasaran dan ingin tahu dang bicara banyak dengan Vordz, tiba-tiba tersentak sambil membetulkan rambutnya yang tertiup angin yang begitu kencang di siang itu. Lalu Vordz pun bicara “mungkin kau sudah mengetahui Graff Ardetz itu seperti apa ya?” Anna yang sedari tadi hanya berdiri di depan Vordz akhirnya memutuskan untuk duduk di sebelahnya sambil bicara “apakah aku boleh duduk di sini” dengan agak sedikit terbata-bata dia bicara. “oh silakan dengan senang hati, karena kau sudah mau bicara dengan ku”, Vordz membalas dengan muka yang sangat senang dan sumbringah, karena ada teman bicara. Lalu Anna menjawab dengan agak sedikit gelisah “Terima kasih, ow kamu Graff dari bangsa Ardenz, maaf aku tidak tahu banyak tentang itu”. Lalu Vordz pun terdiam. Mungkin ini alasan Vordz tak pernah inggin berbaur dengan teman sekelasnya. Karena dia takut mendapatkan pertanyyan seperti yang ana ucapkan tadi. “mengapa kamu masuk sekolah nardvards? Bukanya di sekolah ini semua anak akan di bimbing untuk menjadi seorang Grafftiez Blood (Sebutan untuk Graffties yang selalu membasmi kejahatan & lawan dari Grafftiez Hard), dengan agak sedikit bingung ia pun tak bisa menjawabnya. Hanya senyum dan gelengan kepela yang di perlihatkan Vordz kepada Anna.

Bunyi Bell masuk kelas pun berbunyi, lalu Anna pamit terlebih dahulu, sambil tersenyum dan berkata “ senang bisa berteman dengan mu” lalu oleh Vordz hanya di balas dengan senyuman saja. Dan Anna pun langsung berjalan menuju tangga untuk naik ke lantai dua, lalu di situ aku aru menyadari bahwa Anna itu adalah siswa angkatan ke 2. lalu setelah itu aku pun bergegas untuk masuk kelas yang bagiku adalah sebuah tempat asing, dan tidak senyaman ketika aku duduk di sebelah batu besar di bawah Pohon Ardus yang sudah tau berapa umurnya, karena dia memilki daun yang begitu rindang.. di kelas selain dia pendiam dan tidak berbaur dengan teman yang lain Vordz juga agak sedikit canggung dengan bentuk tubuhnya yang lebih besar di bandingkan dengan siswa tingkat satu di kelas nya. Akhirnya suara yang di tunggu tunggu selama berjam-jam sejak jam 2 sampai jam 4 pun berbunyi, yaitu suara bel pulang. Dan Vordz pun segera pulang dan bergegas dengan membawa pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak nya untuk di Tanya ke pada Paman Wols (Wols adalah ayah angkat Vordz, dia adalah orang yang menemukan Vordz di sebuah rumah tua yang kosong, di mana rumah itu adalah bekas rumah dari keturunan Grafftiez Ardenz, karena di saat di temukan dia masih berumur kurang lebih 4 tahun maka dia belum menjadi seorang Graffiez jadi dia belum paham benar dengan dunia asli nya dia yang nanti di saat dia dewsa akan dia lewati).

Setelah sampai di rumah Dengan napas masih ter engah-engah karena selama perjalanan pulang dia berlari, lalu dia bertanya pada Paman WolsPaman akhirnya aku punya teman di sekolahpaman wols yang dari tadi sedang sibuk dengan memperbaiki benda yang di pegangganya terkejut dan kaget . “Siapa Teman mu? Apakah kamu menyebutkan kamu itu dari keturunan Griffon Ardenz?Vord yang wajahnya tadinya kegirangan tiba-tiba jadi terdiam, dan agak sedikit takut menjawab pertanyaan paman wolz. Lalu dia segera pergi ke ruangan yang kecil, yang kosong Cuma hanya ada satu tempat tidur dan sebuah meja yang di hiasi dengan foto Arthur Ardenz dan Libert Ardetz (ayah Dan Ibu Mereka) yang selama ini menjadi misteri dalam kehidupanya.

***



1st Chapter oleh Noemera Agustino
http://cumatulisanbasi.blogspot.com/
http://bukantulisanbasi.blogspot.com/
http://www.beginerdesign.co.cc/

1 comment:

penulis basi said...

akhirnya ke pajang juga ceritanya :)

maap kalo ada salah penulisan kata yak...

selamat membaca :)