BERANGKAT SEKOLAH
Sebuah perjalanan
“ngenggg……Ngeeengg..” gemuru motor bebek cecep menembus dinginnya udara bandung di pagi hari. Tubuhnya menahan dingin. Belasan jerawat di wajah memekar merah terbeku udara.
“eeeeeeehhhh….di..ngin” ungkap cecep.
Inilah awal buruk yang selalu di alami cecep. saat setiap hari harus menjemput asep. Seorang sahabat terbaik, tersetia bahkan sampai tertolol.
Namun dia tetap percaya akan adanya happy Ending. Suatu akhir bahagia. Di mana sang pahlawan bisa mengalahkan penjahat. Dan pastinya bisa mendapatkan cintanya dengan sebuah ciuman.
Itulah cecep, seorang lelaki pemuja wanita. yang melapisi fisknya yang pas-pasan dengan kinerja cinta yang fantastik.
“cep…kok motor bebek elu, lenglong banget jalannya??” tanya asep.
Tersentak cecep tersadar dalam mimpi.
“bener lu?”
Cecep kurang yakin akan argument yang di lontarkan asep. Dia tak percaya, lelaki bertubuh besar namun berwatak sekelas amuba ini. Bisa membedakan antara ban berputar dan tidak berputar.
Cecep pun berhenti dan sejenak memeriksa motor bebeknya.
Di lihat – di terawang – di raba – di usap – ahh nikmat…
“wah…betul. Ban gua kempes”
Cecep sejenak melihat asep. Dan mencurigainya sebagai pengkhianat Negara. Yang berusaha menhancurkan masa depannya sebagai presiden, dengan cara melubangi ban motornya. Dengan pertimbangan cecep tak sekolah dan tak belajar. yang akan membuatnya idiot dan gagal merekahkan cintanya dengan ibu Negara.
“sep, elu gigit ban motor gua ga?” tanya cecep penuh curiga.
Cecep melirik gigi asep yang semuanya taring. Dia pun memandang dengan penuh kecurigaan. Suatu pandangan sinis yang ia contoh dari film-film luar negeri. Suatu pandangan yang selalu muncul dari para polisi FBI, yang sedang menginvestigasi para tawanan teroris. Dengan hiasan, sesekali mengangkat halis.
“enggak ko cep. Gua yakin”
“yakin loh.!!” masih curiga cecep.
“beneran cep, gua yakin. Kalau gua mau makan ban loh. Sekalian aja ma elunya gua sate”
“hah……..” cecep terkejut saat sahabatnya sendiri ternyata adalah seorang kanibal. Dia menyisihkan baju. Mencubit dan menjilati tangannya.
“asam…bagus. daging gua gak enak. Jadi gak mungkin gua jadi korban selanjutnya asep.” Gerutu cecep dalam hati.
Akhirnya cecep pun berfikir. Mencari jalan keluar masalah yang sedang mereka alami. Cecep pun mernyeleksi beberapa pilihan yang ia dapat.
1. gua nyari bengkel…..asep tunggu di di sini. Tapi tunggu dulu. Bisa-bisa asep kelaparan dan mencabik-cabik motor gua. Enggak-enggak…enggak.. boleh…….
2. asep nyari bengkel……….gua tunggu di sini. Ide bagus. Tapi, bisa aja asep membuat masalah dan membawa ribuan masa yang membawa senjata-senjata tajam……
“cep…lari-lari…”
“kenapa lu sep”
“gua ngebunuh orang”
Raut mimpi cecep membayangkan akibat dari pilihan ke dua.
Akhirnya dia pun memikirkan untuk menggunakan pilihan ke tiga
3. oke..jadi gini. Gua tetep berada di sini, dengan ngikat asep dalam sebuah pohon. Lalu gua kasih makan asep pake rumput. Setelah itu gua kasih sepeda motor gua uang. Tuk mencari bengkel sendiri. Ia…ide bagus….
cecep melihat sekeliling. Dia tak melihat ada satu pun pohon di sekitarnya. Dia pun mengurungkan niatnya. dengan alasan. tak bawa tali dan tak ada pohon untuk mengikat asep.
Di sela-sela kritis, cecep kembali berfikir. Namun sayang, hanya pikiran-pikiran kotor yang muncul
“gua ke bengkel….dan ketemu wanita bugil. Enggak-enggak…enggak boleh. gua tipe lelaki setia..”
“gua ke bengkel…dan ketemu sama luna maya. Enggak-enggak…enggak mungkin…mustahil”
Akhirnya dengan penuh rasa kecewa. Cecep pun terpaksa memilih pilihan ke dua. dengan efek samping dirinya menjadi amukan masa.
“sep…gini aja. Elu cari bengkel. Dan gua tunggu di sini”
“iya…cep” angguk-angguk asep.
“tapi, kalau di pasar elu maling semangka…perkosa pedagang semangkanya…lalu bunuh suami si pedagang semangka. Lalu elu di kejar-kejar masa yang ingin muitilasi elu. Elu ingat jangan bawa masa itu ke gua.”
“oke…cep. Gua siap?? Tapi gua harus bawa kemana masanya??”
“elu bawa aja ke stadion sepakbola, yang lagi ada pertandingannya” sambil tunjuk cecep ke stadion yang harus asep tuju nantinya.
“jadi….saat elu masuk ke stadion. Elu arahin masa ke supporter di sebelah utaranya. Ingat, jangan ke sebelah selatan. Soalnya itu sahabat-sahabat kita sesama pecinta PerXXXX”
“oke…oke…gua ngerti” angguk-angguk kembali asep.
Cecep memegang tangan asep. Sambil menatap. Dia menikmati saat saat terakhir perjumpaannya. dengan seorang sahabat sejati, yang tak akan pernah lekang dalam hidupya.
“gua janji. Gua gak bakalan lupa jasa-jasa lu”
Cecep tak yakin asep akan selamat. Dari amukan ribuan bahkan puluh ribuan pedagang dan suporter sepakbola. Dia pun berjanji dalam hati, akan membuat suatu monumen khusus bagi asep. Dan memberikan penghargaan baginya. Dengan memberikan hari libur nasional setiap tanggal 30 februari. Saat dirinya menjadi presiden nantinya.
“elu…kenapa cep. Serius banget. Biasa aja kali” jawab lugu asep. Dia tak tahu bahwa nyawanya akan segera terancam.
Asep pun pergi dengan perkasa. Dia bagaikan seorang ksatria yang pergi untuk maju ke medan perang. Di mana mereka selalu pulang tanpa beberapa organ, atau bagian-bagian dari tubuh mereka. Yang hilang di makan teman sendiri yang kelaparan.
“selesai…..gua aman…” ungkap cecep sangat lega. Saat cita-citanya menjadi presiden tetap terjaga. dengan harapan cinta yang juga masih besar. Cecep hanya memandang jam tangan di tangan kirinya.
“baru jam 06.30. ma..sih lama….”
Cecep hanya bersantai ria duduk di jok motor. Sambil membayangkan permaesuri hatinya yaitu indah.
Mimpi
Cecep sedang termenung berat dalam mimpi. ia membayangkan masa masa indah dengan permaesuri.
“permaesuri indah, kamu cantik sekali”
Itulah indah, seorang wanita yang telah enam tahun ia kenal. Dan enam tahun kurang juga ia cintai. Seorang wanita anggun dan pintar teman sekelas cecep.
“permaesuri indah, apakah kau cinta padaku” tanya raja cecep pada permaesuri.
Raja cecep hanya duduk santai, menikmati suap demi suapan anggur yang terlontar dari tangan halus sang permaesuri. Sang raja pun, hanya menatap. menikmati ke indahan tubuh serta paras sang perrmaesuri.
“cinta raja……” jawab lembut sang permaesuri.
Permaesuri saat itu hanya memakai baju yang sangat tipis. Sebuah baju yang hanya menutupi bagian atas lutut serta bagian bawah dari dagu. Bisa di bilang, sang permaesuri saat iu setengah telanjang.
“tubuh kamu indah sekali….” Penuh dengan nafsu serta kebejatan raja merayu.
Sang permaesuri hanya terdiam senyum. Dia hanya geli saat sang raja menyelusuri seluk beluk tubuhnya.
“aaahhh…jangan. Raja….jangan” malu-malu beringas sang permaesuri.
Sang raja bergejolak, saat permaesuri indah dengan relanya merebahkan tubuh indahnya. Terlihat, suatu keindahan pegunungan beserta dengan hutan lindung terpangpang lebat di depan mata sang raja cecep.
“bbbbbbbrrrrrrrrrr….” Bergetar sang raja. Akhirnya terjadilah peperangan yang terlanjur terlalu dini antara sang raja dengan permaesurinya.
“sini dong raja” ajak sang permaesuri ke kasur.
“ciiiiaaaaaaaaat…tttttt…” loncat sang raja memeluk sang permaesuri ke kasur. Dan akhirnya……..
“cep…gue malu di peluk ma elu”
Sang raja terbangun dari mimpi. Dan ia membuka mata. Dan terkejut saat gorilla hitam sedang ia peluk.
“haaaaa…..sep. elu masih hidup.” Terkejut cecep sambil melepaskan pelukan mesranya pada asep.
Inilah contoh salah satu adegan terlarang di Indonesia. Yang seharusnya tersensor rapi. Tak beredar di kalangan anak muda, apalagi anak kecil. Suatu adegan yang lebih bejat. Dari adegan-adegan pemerkosaan di film-film India. Atau adegan-adegan percintaan di film james bond. Di mana dua orang lelaki sedang bercinta ria.
“mas….bisa ga. Nanti dulu bercintanya. Kami sibuk nih” jawab seorang lelaki botak di sebelah timur cecep.
Cecep pun mengalihkan pandangan dan melihat puluhan orang telah mengepung mereka. cecep pun berfikir, kejahatan apa yang sudah di lakukan asep.
1. membunuh pedagang semangka…ga mungkin. tukang semangka mantan atlet karate. Gak mungkin asep bisa membunuhnya dengan mudah
2. membunuh pedagang daging…bisa. Tapi pedagang daging selalu bawa kampak atau juga golok untuk memotong daging jualannya. Jadi Gak mungkin asep bisa membunuhnya dengan tangan kosong. Itu mustahilll……
3. membunuh tukang gorengan di pasar….ya betul bisa-bisa. Karena gak mungkin pedagang gorengan, merelakan menumpahkan minyak goreng panas ke muka asep. Karena minyak goreng sekarang lagi mahal buuangget. Ia bisa… logis…logis…
Cecep pun berdiri. dia menatap Puluhan orang yang membawa benda-benda berat. Seperti Kunci inggris, tang dan alat-alat bengkel lainnya. Cecep pun berargumen.
“jujur…gua gak kenal dia” cecep membela diri. Dia tak ingin dirinya muncul di Koran. Saat terjadi pembantaian dua orang anak sma. Yang di bantai oleh sekelompok montir idiot. Cecep bersandiwara tak kenal asep.
Semua orang hanya menatap. Mereka mulai mengacung-ngacungkan alat pembantaian mereka.
Cecep mulai kritis. Dia memandang asep yang masih tergeletak akibat persetubuhannya dengan cecep tadi.
“sialan luh sep. lu bawa maut ke gua”
Cecep pun berfikir kembali. Mencari jalan keluar dari pambantaian oleh montir-montir bengkel. dia pun mulai mencari beberapa benda tajam, besar atau juga benda-benda yang keras sebagai pertahanan sementara. Sambil menunggu polisi datang dan menyelamatkannya.
“sialan ga ada Apa-apa…??”
cecep mulai berfikir, andai saja superman bisa ada di indonesia. Mungkin saja sekarang ia bisa selamat, dan pulang ke rumah. Namun sayang, UUD pornografi membuat superman tak bisa berkeliaran bebas di Indonesia. Karena pemakian celana dalam di tempat umum adalah hal yang ganjil di Indonesia.
Akhirnya Cecep mrengacungkan tangan, dia menyerah.
Untuk sementara cecep menyerah. Untuk menyelamatkan masa depannya sebagai persiden dan membina rumah tangga bersama indah. Dan di kala ia sudah menjadi presiden, ia akan melarang dan memfatwa haram adanya bengkel-bengkel di Indonesia. Dengan penggantinya, mempersatukan bengkel kendaraan dengan dokter kandungan.
“pak sepeda motor saya susah hidup. Kenapa yah…???” tanya seorang pasien.
“Sini saya lihat…”
Si dokter berfikir dan mencba memeriksa motor si pasien.
“oh…..sepertinya motor anda sedang mengandung”
Terkejut sang pasien
“hah…mengandung. Tapi dok, siapa yang menghamili sepeda motor saya”
Dokter pun menjawab. “mungkin saja sepeda motor tetangga anda”
Si pasien pun akhirnya menangis.
Itulah khayalan cecep.
“gua nyerah..” sandiwara cecep.
Orang-orang itu haya memandangnya. Memandang dengan penuh rasa iba.
“biarin aja. Yang penting gua selamat”
“yang ini pak. Motornya….” Beritahu asep kepada salah seorang di sebelah selatan cecep.
“LLLLoooohhh…kok. Jadi gini” heran cecep sambil menggaruk-garuk punggung asep.
“eh…cep elu ngapain garuk….garuk punggung gua.”
“enggak ko”
Orang itu pun, memperbaiki motor cecep. Menambal bannya, mengompakan bannya dan membersihkan seluruh penjuru motor cecep.
“ayo dong semua bantu…..” teriak seseorang di sebelah tenggara cecep
“iya…..” teriak semua.
Akhirnya semua membantu memperbaiki motor cecep. cecep masih terheran-heran. Sementara asep menjilat-jilati sebuah permen kaki, yang di berikan oleh salah seorang dari masa yang ia bawa. Akhirnya dengan penuh kemaluan cecep bertanya akan semua yang asep bawa.
“sep, me..reka ma..u ban…tu kita” gagap tanya cecep.
“he’ehh…bener...” Jawab asep sambil menjilat-jilati tangan asep.
“tapi kok…banyak banget orangnya. Gua bilangkan, Cuma bawa satu sampai dua orang”
“mereka yang mau kok….”
“mereka yang mau….” Tambah heran cecep.
“ia mereka yang mau…..”
Cecep pun memberikan isyarat bahwa ia masih belum mengerti. dengan cara membuka mulut lebar-lebar dengan mata yang melotot penuh dengan kebingungan.
“Jadi gini cep. Saat gua di pasar tadi” asep pun mau menjelaskan. Asalkan dengan syarat dia bisa menjilat-jilati tangan cecep.
Di pasar
Asep sedang kebingungan mencari seseorang untuk memperbaiki motor cecep.
“pak bisa bantu saya pak??..” tanya asep kepada pedagang siomay.
“bantu apa de…???” jawab balik.
“motor saya mogok…bisa gak pa, bantu??”
Si pedagang menatap muka asep. Dia tak tega untuk menjawab “tidak”. Tapi karena keterbatasan kemampuan akhirnya dia harus menjawab “tidak”.
“gak bisa de…saya Cuma pedagang siomay. Bisanya Cuma nusuk dan masukin siomay ke piring. Kalau ade mau, tanya aja ke tukang cukur di sana, mungkin saja bisa.” Dengan penuh rasa belas kasih dan keinginan yang besar unuk membantu, pedagang siomay melepas asep ke tukang cukur.
“pak….bisa gak bantu saya…??”
“bantu apa de..” jawab si tukang cukur
“motor saya mogok….”
Penuh dengan haru…tangis dan air mata, semua orang di tempat cukur itu menangis. Melihat seorang anak tak berdaya meminta belas kasihan kepada semua orang.
“maaf de…saya gak bisa bantu. Saya hanya bisa motong rambut orang. Kalau ade mau, silakan tanya ke pandai besi di sebelah sana. Mungkin saja dia bisa bantu.” Sambil menangis si tukang cukur.
Serentak seluruh orang yang berada di situ berteriak histeris. Mereka tak tega melihat. Seorang anak manusia tersiksa mencari bantuan.
“gua gak tega…ga tega. Kita harus bantu dia” teriak seorang bapak-bapak yang sedang di gunduli rambutnya oleh si tukang cukur.
Serentak seluruh orang terbakar semangatnya untuk membantu asep. Mereka pun menyisihkan lengan baju. Tak melihat siapa mereka dan dari mana mereka. Mereka bersatu untuk membantu asep. dengan mengajak juga orang lain untuk bersama-sama membantu.
Sementara, asep masih mencari seseorang yang bisa membantu dia memperbaiki sepeda motor cecep. Dia pun mengikuti anjuran yang di sarankan oleh setiap pedagang dan tukang di pasar.
“kalau anda mau silakan saja ke sebelah sana……..” rangkuman jawaban dari semua pedagang dan tukang di pasar.
Silsilah pencaraian asep untuk mencari orang yang bisa memperbaiki motor cecep.
Tukang siomay – tukang cukur – pandai besi – pedagang semangka – pedagang bakso – toko emas – pedagang beras – pedagang daging – pedagang cireng - pedagang mainan………………sampai yang terakhir pedagang cabe merah.
Akhirnya, seisi pasar berteriak dan menangis histeris. medengar cerita tragis yang terlontar dari mulut asep.
“motor saya mogok….bisa bantu ???”
Asep terus mencari sampai pada akhirnya semua pedagang dan tukang di pasar mau membantunya. Semua pun kompak menghampiri asep. Sambil mengambil perkakas bengkel yang mereka punya.
“ade…stop!! Kami akan bantu.” Jawab seorang pedagang semangka.
Asep melihat puluhan orang akan membantunya.
Akhirnya, Asep pun menggiring mereka ke tempat di mana cecep berada. Dan di sepanjang jalan, asep di beri makan dan minum.
“enak ga…” tanya pedagang nasi uduk
“enak…….”
“kenyang ga..” tanya pedagang bubur ayam.
“enggak….”
Dan pada akhirnya sampilah ke sini. Singkat cerita asep.
“cep…elu. Gak kenapa-napa kan. Gua tinggal lama di sini”
“enggak ko….gua seneng” cecep hanya terbengong.
“ini gak masuk akal…gua pasti lagi mimpi”
Setelah selesai memperbaiki motor asep. Para pedagang pasar itu pun Pergi. Dengan sebelumnya berpamitan, dengan memberikan uang dan beberapa makanan untuk asep.
“nih de asep, ada makanan dan sedikit uang dari kami..”
Itulah uang dan makanan yang mereka kumpulkan secara sukarela. Uang itu pun di terima oleh asep.
“makasih yah..”
“hati-hati di jalan….” Seru seorang pedagang es teler.
Cecep pun menghidupakan motor dan bergegas pergi ke sekolah. Di melihat jam tangannya sudah menunjukan jam delapan , mereka sudah terlanjur terlambat.
Asep pun melambaikan tangan tanda suatu perpisahan.
“dadahhhh…….”
Mereka pun melakukan perjalanan lanjutan menuju sekolah.
“ngenggg……Ngeeengg..” gemuru motor bebek cecep menembus dinginnya udara bandung di pagi hari. Tubuhnya menahan dingin. Belasan jerawat di wajah memekar merah terbeku udara.
“eeeeeeehhhh….di..ngin” ungkap cecep.
Inilah awal buruk yang selalu di alami cecep. saat setiap hari harus menjemput asep. Seorang sahabat terbaik, tersetia bahkan sampai tertolol.
Namun dia tetap percaya akan adanya happy Ending. Suatu akhir bahagia. Di mana sang pahlawan bisa mengalahkan penjahat. Dan pastinya bisa mendapatkan cintanya dengan sebuah ciuman.
Itulah cecep, seorang lelaki pemuja wanita. yang melapisi fisknya yang pas-pasan dengan kinerja cinta yang fantastik.
“cep…kok motor bebek elu, lenglong banget jalannya??” tanya asep.
Tersentak cecep tersadar dalam mimpi.
“bener lu?”
Cecep kurang yakin akan argument yang di lontarkan asep. Dia tak percaya, lelaki bertubuh besar namun berwatak sekelas amuba ini. Bisa membedakan antara ban berputar dan tidak berputar.
Cecep pun berhenti dan sejenak memeriksa motor bebeknya.
Di lihat – di terawang – di raba – di usap – ahh nikmat…
“wah…betul. Ban gua kempes”
Cecep sejenak melihat asep. Dan mencurigainya sebagai pengkhianat Negara. Yang berusaha menhancurkan masa depannya sebagai presiden, dengan cara melubangi ban motornya. Dengan pertimbangan cecep tak sekolah dan tak belajar. yang akan membuatnya idiot dan gagal merekahkan cintanya dengan ibu Negara.
“sep, elu gigit ban motor gua ga?” tanya cecep penuh curiga.
Cecep melirik gigi asep yang semuanya taring. Dia pun memandang dengan penuh kecurigaan. Suatu pandangan sinis yang ia contoh dari film-film luar negeri. Suatu pandangan yang selalu muncul dari para polisi FBI, yang sedang menginvestigasi para tawanan teroris. Dengan hiasan, sesekali mengangkat halis.
“enggak ko cep. Gua yakin”
“yakin loh.!!” masih curiga cecep.
“beneran cep, gua yakin. Kalau gua mau makan ban loh. Sekalian aja ma elunya gua sate”
“hah……..” cecep terkejut saat sahabatnya sendiri ternyata adalah seorang kanibal. Dia menyisihkan baju. Mencubit dan menjilati tangannya.
“asam…bagus. daging gua gak enak. Jadi gak mungkin gua jadi korban selanjutnya asep.” Gerutu cecep dalam hati.
Akhirnya cecep pun berfikir. Mencari jalan keluar masalah yang sedang mereka alami. Cecep pun mernyeleksi beberapa pilihan yang ia dapat.
1. gua nyari bengkel…..asep tunggu di di sini. Tapi tunggu dulu. Bisa-bisa asep kelaparan dan mencabik-cabik motor gua. Enggak-enggak…enggak.. boleh…….
2. asep nyari bengkel……….gua tunggu di sini. Ide bagus. Tapi, bisa aja asep membuat masalah dan membawa ribuan masa yang membawa senjata-senjata tajam……
“cep…lari-lari…”
“kenapa lu sep”
“gua ngebunuh orang”
Raut mimpi cecep membayangkan akibat dari pilihan ke dua.
Akhirnya dia pun memikirkan untuk menggunakan pilihan ke tiga
3. oke..jadi gini. Gua tetep berada di sini, dengan ngikat asep dalam sebuah pohon. Lalu gua kasih makan asep pake rumput. Setelah itu gua kasih sepeda motor gua uang. Tuk mencari bengkel sendiri. Ia…ide bagus….
cecep melihat sekeliling. Dia tak melihat ada satu pun pohon di sekitarnya. Dia pun mengurungkan niatnya. dengan alasan. tak bawa tali dan tak ada pohon untuk mengikat asep.
Di sela-sela kritis, cecep kembali berfikir. Namun sayang, hanya pikiran-pikiran kotor yang muncul
“gua ke bengkel….dan ketemu wanita bugil. Enggak-enggak…enggak boleh. gua tipe lelaki setia..”
“gua ke bengkel…dan ketemu sama luna maya. Enggak-enggak…enggak mungkin…mustahil”
Akhirnya dengan penuh rasa kecewa. Cecep pun terpaksa memilih pilihan ke dua. dengan efek samping dirinya menjadi amukan masa.
“sep…gini aja. Elu cari bengkel. Dan gua tunggu di sini”
“iya…cep” angguk-angguk asep.
“tapi, kalau di pasar elu maling semangka…perkosa pedagang semangkanya…lalu bunuh suami si pedagang semangka. Lalu elu di kejar-kejar masa yang ingin muitilasi elu. Elu ingat jangan bawa masa itu ke gua.”
“oke…cep. Gua siap?? Tapi gua harus bawa kemana masanya??”
“elu bawa aja ke stadion sepakbola, yang lagi ada pertandingannya” sambil tunjuk cecep ke stadion yang harus asep tuju nantinya.
“jadi….saat elu masuk ke stadion. Elu arahin masa ke supporter di sebelah utaranya. Ingat, jangan ke sebelah selatan. Soalnya itu sahabat-sahabat kita sesama pecinta PerXXXX”
“oke…oke…gua ngerti” angguk-angguk kembali asep.
Cecep memegang tangan asep. Sambil menatap. Dia menikmati saat saat terakhir perjumpaannya. dengan seorang sahabat sejati, yang tak akan pernah lekang dalam hidupya.
“gua janji. Gua gak bakalan lupa jasa-jasa lu”
Cecep tak yakin asep akan selamat. Dari amukan ribuan bahkan puluh ribuan pedagang dan suporter sepakbola. Dia pun berjanji dalam hati, akan membuat suatu monumen khusus bagi asep. Dan memberikan penghargaan baginya. Dengan memberikan hari libur nasional setiap tanggal 30 februari. Saat dirinya menjadi presiden nantinya.
“elu…kenapa cep. Serius banget. Biasa aja kali” jawab lugu asep. Dia tak tahu bahwa nyawanya akan segera terancam.
Asep pun pergi dengan perkasa. Dia bagaikan seorang ksatria yang pergi untuk maju ke medan perang. Di mana mereka selalu pulang tanpa beberapa organ, atau bagian-bagian dari tubuh mereka. Yang hilang di makan teman sendiri yang kelaparan.
“selesai…..gua aman…” ungkap cecep sangat lega. Saat cita-citanya menjadi presiden tetap terjaga. dengan harapan cinta yang juga masih besar. Cecep hanya memandang jam tangan di tangan kirinya.
“baru jam 06.30. ma..sih lama….”
Cecep hanya bersantai ria duduk di jok motor. Sambil membayangkan permaesuri hatinya yaitu indah.
**********
Mimpi
Cecep sedang termenung berat dalam mimpi. ia membayangkan masa masa indah dengan permaesuri.
“permaesuri indah, kamu cantik sekali”
Itulah indah, seorang wanita yang telah enam tahun ia kenal. Dan enam tahun kurang juga ia cintai. Seorang wanita anggun dan pintar teman sekelas cecep.
“permaesuri indah, apakah kau cinta padaku” tanya raja cecep pada permaesuri.
Raja cecep hanya duduk santai, menikmati suap demi suapan anggur yang terlontar dari tangan halus sang permaesuri. Sang raja pun, hanya menatap. menikmati ke indahan tubuh serta paras sang perrmaesuri.
“cinta raja……” jawab lembut sang permaesuri.
Permaesuri saat itu hanya memakai baju yang sangat tipis. Sebuah baju yang hanya menutupi bagian atas lutut serta bagian bawah dari dagu. Bisa di bilang, sang permaesuri saat iu setengah telanjang.
“tubuh kamu indah sekali….” Penuh dengan nafsu serta kebejatan raja merayu.
Sang permaesuri hanya terdiam senyum. Dia hanya geli saat sang raja menyelusuri seluk beluk tubuhnya.
“aaahhh…jangan. Raja….jangan” malu-malu beringas sang permaesuri.
Sang raja bergejolak, saat permaesuri indah dengan relanya merebahkan tubuh indahnya. Terlihat, suatu keindahan pegunungan beserta dengan hutan lindung terpangpang lebat di depan mata sang raja cecep.
“bbbbbbbrrrrrrrrrr….” Bergetar sang raja. Akhirnya terjadilah peperangan yang terlanjur terlalu dini antara sang raja dengan permaesurinya.
“sini dong raja” ajak sang permaesuri ke kasur.
“ciiiiaaaaaaaaat…tttttt…” loncat sang raja memeluk sang permaesuri ke kasur. Dan akhirnya……..
“cep…gue malu di peluk ma elu”
Sang raja terbangun dari mimpi. Dan ia membuka mata. Dan terkejut saat gorilla hitam sedang ia peluk.
“haaaaa…..sep. elu masih hidup.” Terkejut cecep sambil melepaskan pelukan mesranya pada asep.
Inilah contoh salah satu adegan terlarang di Indonesia. Yang seharusnya tersensor rapi. Tak beredar di kalangan anak muda, apalagi anak kecil. Suatu adegan yang lebih bejat. Dari adegan-adegan pemerkosaan di film-film India. Atau adegan-adegan percintaan di film james bond. Di mana dua orang lelaki sedang bercinta ria.
“mas….bisa ga. Nanti dulu bercintanya. Kami sibuk nih” jawab seorang lelaki botak di sebelah timur cecep.
Cecep pun mengalihkan pandangan dan melihat puluhan orang telah mengepung mereka. cecep pun berfikir, kejahatan apa yang sudah di lakukan asep.
1. membunuh pedagang semangka…ga mungkin. tukang semangka mantan atlet karate. Gak mungkin asep bisa membunuhnya dengan mudah
2. membunuh pedagang daging…bisa. Tapi pedagang daging selalu bawa kampak atau juga golok untuk memotong daging jualannya. Jadi Gak mungkin asep bisa membunuhnya dengan tangan kosong. Itu mustahilll……
3. membunuh tukang gorengan di pasar….ya betul bisa-bisa. Karena gak mungkin pedagang gorengan, merelakan menumpahkan minyak goreng panas ke muka asep. Karena minyak goreng sekarang lagi mahal buuangget. Ia bisa… logis…logis…
Cecep pun berdiri. dia menatap Puluhan orang yang membawa benda-benda berat. Seperti Kunci inggris, tang dan alat-alat bengkel lainnya. Cecep pun berargumen.
“jujur…gua gak kenal dia” cecep membela diri. Dia tak ingin dirinya muncul di Koran. Saat terjadi pembantaian dua orang anak sma. Yang di bantai oleh sekelompok montir idiot. Cecep bersandiwara tak kenal asep.
Semua orang hanya menatap. Mereka mulai mengacung-ngacungkan alat pembantaian mereka.
Cecep mulai kritis. Dia memandang asep yang masih tergeletak akibat persetubuhannya dengan cecep tadi.
“sialan luh sep. lu bawa maut ke gua”
Cecep pun berfikir kembali. Mencari jalan keluar dari pambantaian oleh montir-montir bengkel. dia pun mulai mencari beberapa benda tajam, besar atau juga benda-benda yang keras sebagai pertahanan sementara. Sambil menunggu polisi datang dan menyelamatkannya.
“sialan ga ada Apa-apa…??”
cecep mulai berfikir, andai saja superman bisa ada di indonesia. Mungkin saja sekarang ia bisa selamat, dan pulang ke rumah. Namun sayang, UUD pornografi membuat superman tak bisa berkeliaran bebas di Indonesia. Karena pemakian celana dalam di tempat umum adalah hal yang ganjil di Indonesia.
Akhirnya Cecep mrengacungkan tangan, dia menyerah.
Untuk sementara cecep menyerah. Untuk menyelamatkan masa depannya sebagai persiden dan membina rumah tangga bersama indah. Dan di kala ia sudah menjadi presiden, ia akan melarang dan memfatwa haram adanya bengkel-bengkel di Indonesia. Dengan penggantinya, mempersatukan bengkel kendaraan dengan dokter kandungan.
“pak sepeda motor saya susah hidup. Kenapa yah…???” tanya seorang pasien.
“Sini saya lihat…”
Si dokter berfikir dan mencba memeriksa motor si pasien.
“oh…..sepertinya motor anda sedang mengandung”
Terkejut sang pasien
“hah…mengandung. Tapi dok, siapa yang menghamili sepeda motor saya”
Dokter pun menjawab. “mungkin saja sepeda motor tetangga anda”
Si pasien pun akhirnya menangis.
Itulah khayalan cecep.
“gua nyerah..” sandiwara cecep.
Orang-orang itu haya memandangnya. Memandang dengan penuh rasa iba.
“biarin aja. Yang penting gua selamat”
“yang ini pak. Motornya….” Beritahu asep kepada salah seorang di sebelah selatan cecep.
“LLLLoooohhh…kok. Jadi gini” heran cecep sambil menggaruk-garuk punggung asep.
“eh…cep elu ngapain garuk….garuk punggung gua.”
“enggak ko”
Orang itu pun, memperbaiki motor cecep. Menambal bannya, mengompakan bannya dan membersihkan seluruh penjuru motor cecep.
“ayo dong semua bantu…..” teriak seseorang di sebelah tenggara cecep
“iya…..” teriak semua.
Akhirnya semua membantu memperbaiki motor cecep. cecep masih terheran-heran. Sementara asep menjilat-jilati sebuah permen kaki, yang di berikan oleh salah seorang dari masa yang ia bawa. Akhirnya dengan penuh kemaluan cecep bertanya akan semua yang asep bawa.
“sep, me..reka ma..u ban…tu kita” gagap tanya cecep.
“he’ehh…bener...” Jawab asep sambil menjilat-jilati tangan asep.
“tapi kok…banyak banget orangnya. Gua bilangkan, Cuma bawa satu sampai dua orang”
“mereka yang mau kok….”
“mereka yang mau….” Tambah heran cecep.
“ia mereka yang mau…..”
Cecep pun memberikan isyarat bahwa ia masih belum mengerti. dengan cara membuka mulut lebar-lebar dengan mata yang melotot penuh dengan kebingungan.
“Jadi gini cep. Saat gua di pasar tadi” asep pun mau menjelaskan. Asalkan dengan syarat dia bisa menjilat-jilati tangan cecep.
Di pasar
Asep sedang kebingungan mencari seseorang untuk memperbaiki motor cecep.
“pak bisa bantu saya pak??..” tanya asep kepada pedagang siomay.
“bantu apa de…???” jawab balik.
“motor saya mogok…bisa gak pa, bantu??”
Si pedagang menatap muka asep. Dia tak tega untuk menjawab “tidak”. Tapi karena keterbatasan kemampuan akhirnya dia harus menjawab “tidak”.
“gak bisa de…saya Cuma pedagang siomay. Bisanya Cuma nusuk dan masukin siomay ke piring. Kalau ade mau, tanya aja ke tukang cukur di sana, mungkin saja bisa.” Dengan penuh rasa belas kasih dan keinginan yang besar unuk membantu, pedagang siomay melepas asep ke tukang cukur.
“pak….bisa gak bantu saya…??”
“bantu apa de..” jawab si tukang cukur
“motor saya mogok….”
Penuh dengan haru…tangis dan air mata, semua orang di tempat cukur itu menangis. Melihat seorang anak tak berdaya meminta belas kasihan kepada semua orang.
“maaf de…saya gak bisa bantu. Saya hanya bisa motong rambut orang. Kalau ade mau, silakan tanya ke pandai besi di sebelah sana. Mungkin saja dia bisa bantu.” Sambil menangis si tukang cukur.
Serentak seluruh orang yang berada di situ berteriak histeris. Mereka tak tega melihat. Seorang anak manusia tersiksa mencari bantuan.
“gua gak tega…ga tega. Kita harus bantu dia” teriak seorang bapak-bapak yang sedang di gunduli rambutnya oleh si tukang cukur.
Serentak seluruh orang terbakar semangatnya untuk membantu asep. Mereka pun menyisihkan lengan baju. Tak melihat siapa mereka dan dari mana mereka. Mereka bersatu untuk membantu asep. dengan mengajak juga orang lain untuk bersama-sama membantu.
Sementara, asep masih mencari seseorang yang bisa membantu dia memperbaiki sepeda motor cecep. Dia pun mengikuti anjuran yang di sarankan oleh setiap pedagang dan tukang di pasar.
“kalau anda mau silakan saja ke sebelah sana……..” rangkuman jawaban dari semua pedagang dan tukang di pasar.
Silsilah pencaraian asep untuk mencari orang yang bisa memperbaiki motor cecep.
Tukang siomay – tukang cukur – pandai besi – pedagang semangka – pedagang bakso – toko emas – pedagang beras – pedagang daging – pedagang cireng - pedagang mainan………………sampai yang terakhir pedagang cabe merah.
Akhirnya, seisi pasar berteriak dan menangis histeris. medengar cerita tragis yang terlontar dari mulut asep.
“motor saya mogok….bisa bantu ???”
Asep terus mencari sampai pada akhirnya semua pedagang dan tukang di pasar mau membantunya. Semua pun kompak menghampiri asep. Sambil mengambil perkakas bengkel yang mereka punya.
“ade…stop!! Kami akan bantu.” Jawab seorang pedagang semangka.
Asep melihat puluhan orang akan membantunya.
Akhirnya, Asep pun menggiring mereka ke tempat di mana cecep berada. Dan di sepanjang jalan, asep di beri makan dan minum.
“enak ga…” tanya pedagang nasi uduk
“enak…….”
“kenyang ga..” tanya pedagang bubur ayam.
“enggak….”
Dan pada akhirnya sampilah ke sini. Singkat cerita asep.
“cep…elu. Gak kenapa-napa kan. Gua tinggal lama di sini”
“enggak ko….gua seneng” cecep hanya terbengong.
“ini gak masuk akal…gua pasti lagi mimpi”
Setelah selesai memperbaiki motor asep. Para pedagang pasar itu pun Pergi. Dengan sebelumnya berpamitan, dengan memberikan uang dan beberapa makanan untuk asep.
“nih de asep, ada makanan dan sedikit uang dari kami..”
Itulah uang dan makanan yang mereka kumpulkan secara sukarela. Uang itu pun di terima oleh asep.
“makasih yah..”
“hati-hati di jalan….” Seru seorang pedagang es teler.
Cecep pun menghidupakan motor dan bergegas pergi ke sekolah. Di melihat jam tangannya sudah menunjukan jam delapan , mereka sudah terlanjur terlambat.
Asep pun melambaikan tangan tanda suatu perpisahan.
“dadahhhh…….”
Mereka pun melakukan perjalanan lanjutan menuju sekolah.
**********
1st Chapter by Muhammad Fatoni
No comments:
Post a Comment