SKETSA PERTAMA
AKU DAN DUNIA
AKU DAN DUNIA
“ BANGUN!”
“ DAUN BANGUN!”
“ Ng...”
“ hmmmm... Dimana ini?”
“ AKHIRNYA!”
“ Bangun juga dia!”
“ Dimana ini?”
“ Ini dunia barumu! Selamat datang di dunia baru!”
“ Ng…”
“ Kamu membuat dia bingung”
“ Ini adalah duniamu. Dunia yang sesungguhnya.”
“ Aku adalah kakakmu. Dan mereka adalah ayah dan ibumu.”
“Ay..”
“Ya, aku, ayahmu.”
“ Ng...”
“ Aku rasa dia masih lelah. Dia jadi bingung, yah!”
“ Iya. Aku rasa kamu benar. Kita tinggalkan dia sejenak.”
“ Baiklah!”
*****
Dunia? Apakah itu? Sejak kapan aku ada disini?Aku tidak ingat apa-apa. Kenapa aku bisa berada disini? Apakah ini?
“ Daun!”
“ Ng...”
“ Inilah yang dinamakan dunia. Dulu, ketika aku baru lahir. Aku juga seperti kamu. Tidak mengerti apa yang sedang terjadi.”
“ Hhh..”
“ Kamu hanya perlu lihat, dengar dan rasakan. Tidak perlu pikirkan untuk apa dan mengapa kamu ada disini. Yang pasti, kamu sudah ada di dunia ini. Dan di takdirkan untuk ada.”
“ Kamu?”
“ Hah? Aku?”
“ Ng...”
“ Oh, aku adalah keluargamu. Aku akan menemanimu selalu. Dan mereka adalah ayah dan ibu kita. Yang menjadi penopang kita untuk tetap bertahan hidup. Kita sangat membutuhkan mereka dalam hidup kita.Tanpa mereka kita tidak bisa hidup seperti ini. Merekalah yang memberi kita makan. Dan kamu telah di takdirkan untuk berada besama kami disini.”
“ Ng....”
“ Semakin lama, kamu akan tumbuh menjadi besar. Dan tugas kita akan semakin berat. Jadi, sekarang nikmatilah hari-harimu. Sebagai tunas yang baru terlahir.”
“ Ng...A..k... Ke..na..pa..? ”
“ Hahahaha! Itu adalah angin. Dia merupakan teman kita. Sekarang dia sedang berjalan-jalan. Nanti aku akan kenalkan kamu pada mereka. Teman-teman kita.”
“ Teman-teman kita?”
“ Kamu lihat itu? Diatas sana adalah langit. Matahari, bulan dan bintang tinggal disitu. Mereka yang akan memberi kehidupan kepada kita.”
“ Mereka? Langit? Awan, matahari dan bintang?”
“ Hahahaha! Kamu terlihat bingung. Tidak perlu bingung! Nanti kamu akan terbiasa dengan mereka.”
“ Ha? Baiklah.”
“ Hei! Jangan takut begitu! Sapalah mereka dengan senyumanmu!”
“ Senyum?”
“ Iya tersenyumlah kepada mereka!.”
“ Ng…”
“ Hahahahaha!!”
“ Emm.. A..k..u… harus memanggilmu apa?”
“ Karena aku sudah ada lebih dahulu dari kamu, panggilah aku kakak. Bagaimana?”
“ Ng…ka...kak…!”
“ Tenang saja adikku! Hmm, aku akan mengajakmu melihat banyak hal di dunia ini.”
*****
“ Kak, kenapa tiba-tiba langit terlihat muram? Kemana perginya matahari? Apa yang terjadi dengannya?”
“ Dia bukannya muram. Dia lelah. Dia ingin beristirahat sejenak.”
“ KAK, AKU TIDAK BISA MELIHAT DENGAN JELAS!!”
“ HEI! Jangan berteriak seperti itu! Jangan takut! Jangan menutup matamu! Lihat, matahari sedang menutup matanya. Makanya kita tidak bisa melihat dengan jelas. Bukalah matamu! ”
“ Hah?”
“ Lihat! Langit menjadi gelap. Karena matahari sedang tertidur karena itulah dinamakan malam. Sebentar lagi, bulan dan bintang akan datang menemani kita.”
“ Apakah kita juga akan tidur?”
“ Tentu saja kita akan tidur!”
“ Kapan?”
“ Hmm... Hei! Lihatlah ke atas! Mereka datang. Mereka bernama bintang. Mereka sedang menerangi kita. Dan yang disana, bintang yang besar, bernama bulan. Setiap malam kita akan ditemani oleh mereka. Sapalah mereka!”
“ Hi! Namaku Daun.”
“ Bintang! Kenalkan ini adikku. Dia baru saja terlahir. Makanya dia masih kecil dan belum mengerti apa-apa!”
“ Halo daun! Aku bintang dan dia adalah bulan sahabatku. Kita berteman ya. Jika kamu ingin bertanya, jangan takut! Kita pasti akan menjawab. Dunia ini pasti masih terlihat aneh untukmu. Nanti kamu akan terbiasa dengan dunia.”
“ Ada apa saja di dunia ini?”
“ Lihatlah! Kemudian dengarkanlah! Dan rasakan! Suatu hari nanti kamu akan mengetahuinya!”
“ Sudah...sudah... Bicaranya besok lagi saja! Sekarang lebih baik kita tidur. Kamu juga masih lelah bukan? Besok aku akan memberitahu kamu lebih banyak hal lagi. Selamat malam teman-teman! Selamat malam daun!”
“ Selamat malam!”
*****
Mereka memanggilku daun. Apakah daun adalah nama untukku? Sekarang aku punya ayah, ibu dan kakak. Mereka menyebutnya keluarga. Apakah keluarga itu?Mengapa begitu banyak kata yang baru aku kenal? Tempat ini berbeda dengan tempat sebelumnya. Apakah tempat inilah yang mereka katakan dunia?
Langit. Begitulah mereka menyebut tempat yang diatas sana. Tempat matahari, bulan dan bintang berada. Mereka ditemani oleh sang awan untuk memantulkan sinarnya. Mereka tinggal disana. Katanya, agar sinarnya dapat terpantul dengan baik dan bisa memberikan kehidupan.
Mereka menyebut sesuatu yang menggoyangkan aku sebagai angin. Aku bingung. Mengapa aku merasa takut? Aku tidak sendirian berada ditempat ini. Apakah aku akan bertemu dengan yang lain seperti mereka? Kakak menyebut mereka, teman. Aku lelah. Inikah yang dikatakan lelah? Aku ingin memejamkan mataku. Aku...ku....zzzzzzzzzzz........
*****
Kamu telah menghijau. Ini merupakan tempat barumu. Dan mereka adalah keluargamu. Mulai hari ini, kamu akan menjadi teman baru aku. Yang akan menemani aku. Dengarlah setiap ceritaku. Aku senang punya teman baru seperti kamu.
Kamu pasti masih bingung tentang dunia ini. Sama seperti aku dulu. Ketika aku terlahirkan ke dunia ini, banyak hal yang tidak aku mengerti. Kebiasaanku, hidupku, dan hari-hariku. Aku merasakan banyak hal aneh yang terjadi. Tapi nanti kamu akan terbiasa dengan kehidupan ini. Sama seperti aku yang mulai terbiasa dengan kehidupan yang sudah berputar sekian lamanya.
Walaupun kamu adalah daun, tapi aku yakin kamu punya kehidupan yang indah dan menarik. Kamu juga akan tumbuh dan akan menjadi tanaman baru yang indah. Ceritakanlah kepadaku setiap hal yang terjadi padamu. Apakah kamu merasakan hal yang sama dengan aku?
Selamat datang di berandaku, Daun!
*****
“ Daun! Adik!! Bangun!!!”“ Hh...”
“ Ayo bangun! Ini adalah hari baru.”
“ Ng…Kak…Aku merasa ada sesuatu.”
“ Oh, itu adalah embun. Dia selalu ada di pagi hari. Seperti saat ini.”
“ Em...Embun? Ehmmm, apa itu kak? Aku masih mengantuk.”
“ HEI! Bangun! Jangan tidur terus! Matahari akan menyapa kita pagi ini.”
“ Apakah sudah berganti hari lagi kak?”
“ Tentu saja hari sudah akan berganti. Matahari sudah mulai bekerja. Hari ini, aku akan mengenalkan padamu teman-temanku. Makanya, kamu harus bangun.”
“ Baiklah aku akan bangun. Kak, embun itu apa?”
“ Embun itu adalah uapan air yang selalu terjadi di pagi hari. Karena udara di pagi hari biasanya lebih dingin dibandingkan siang hari. Kira-kira seperti itulah yang aku ketahui. Hmm, kamu tahu tidak, di dunia ini terdiri dari banyak keluarga tanaman. Dan kamu termasuk keluarga aku, karena kamu berasal dari induk ayah dan ibu. Daunmu sama dengan aku, ayah dan ibu.”
“ Emmm, karena itu aku satu keluarga denganmu begitukah, kak?”
“ Iya betul sekali! Lihat di sekeliling tempat kita berada ini. Mereka adalah teman kita. Mereka sama seperti kita, merupakan tanaman. Hanya saja, keluarga mereka berbeda dengan kita. Bisa dilihat dari jenis dan nama keluarganya yang membedakannya dengan kita. Sapalah mereka daun!”
“ Hi! Aku daun. Aku baru saja tiba disini.”
“ Adikmu manis ya! Hi! Salam kenal. Kita berteman ya.”
“ Matahari, ini adalah adikku, kami memanggilnya daun!”
“ Halo daun!”
“ Halo. Salam kenal.”
“ Kemarin aku ingin mengenalkannya padamu. Tapi kamu sudah terlalu lelah bekerja. Untung saja pagi ini aku belum telat mengenalkannya padamu.”
“ Tidak apa-apa. Selamat pagi semuanya!”
“ Daun, adakah yang ingin kamu tanyakan ?”
“ Hmmm, kak, kita berada dimana?”
“ Ini adalah beranda rumah nona manis yang sedang tertidur itu. Dia yang merawat kita selama kita berada disini. Dia sangat baik. Dia sering berbicara banyak hal kepada kita. Dia terlihat sedang sedih belakangan ini. Makanya, ketika kamu ada disini, dia terlihat senang kembali. Entah apa yang ada di pikirannya. Dialah yang disebut dengan manusia. Walaupun dunianya dan dunia kita berbeda, dia tetap menjaga kita dengan baik.Kamu tidak perlu takut padanya. Walaupun dia sering berubah-rubah, tapi dia tidak akan menyakiti kita.”
“ Dia masih tertidur.”
“ Pasti karena lelah bekerja. Mulai sekarang kita harus menghibur dia. Supaya dia tidak bersedih lagi dan lebih semangat. Kehidupan dia lebih berat daripada kita.”
“ Apakah hidup kita akan berat kak?”
“ Hmmm… Nanti kamu akan merasakannya.”
*****
Tokk...tokk....
“ RIN!! BANGUN!!!”
Tok...tokkkk...
“ RIN!! Nanti kamu terlambat bekerja.”
Hei! Ada yang mengetuk pintumu. Lebih baik kamu bangun. Nanti kamu terlambat seperti katanya.
“ RIN!!”
“ Hoam....am... Iy.. Ma… Udah bangun!!”
“ Mandilah! Kemudian sarapan dulu sebelum berangkat.”
“ IYA MA!”
Hari baru lagi. Apa yang akan terjadi hari ini ya? Sudah pukul 7 pagi. Lebih baik aku mandi, lalu menyapa teman-teman berandaku.
Dia sudah bangun. “ Kak, dia akan kemana?” Dia akan pergi ke suatu tempat.
“ Oh, dia akan mandi. Dia sedang siap-siap untuk berangkat kerja.”
Kerja? Dia akan bekerja? Apa yang dikerjakannya?
Selamat pagi teman-temanku! Selamat pagi matahari! Doakan aku ya! Aku harus mengerjakan beberapa artikel lagi. Dan deadlinenya sudah dekat. Aku harus bersemangat! Daun, kamu pasti masih bingung ya? Oh, tidak! Aku sudah terlambat. Nanti kita bicara lagi ya. Selamat tinggal teman-temanku! Doakan aku ya!
Hati-hatilah dijalan.
*****
Namanya Sherin. Mereka memanggilnya Rin. Dia sangat manis. Setiap hari dia harus berangkat untuk bekerja. Dan ketika pulang dari kerja, dia harus menyelesaikan beberapa pekerjaan. Kata kakak, dia punya keinginan untuk membahagiakan keluarganya. Saat ini dia sedang berjuang meraih impiannya. Dia sering terlihat lelah.
Sejak pertama kali melihat dia kemarin, aku juga merasakan dia sanga lelah. Kakak bilang, dia suka menangis. Apalagi ketika mendengar pertengkaran dari ayah dan ibunya. Ini adalah rumah barunya. Dia selalu berharap, ketika sudah berada dirumah baru ini, dia bisa merasakan bahagia. Tapi ternyata, kehidupan dia belum berubah banyak. Ayahnya, masih sering berjudi dan menyusahkan ibunya.
Setiap malam dia selalu berdoa, agar diberi hari baru. Doa? Apa itu doa? Mengapa dia merasa tidak bahagia dengan keluarganya? Apa yang terjadi dengan keluarganya? Judi? Apakah itu buruk?
*****
“ Kak, hari belum akan berganti bukan?”
“ Belum. Bukankah kita masih berada di hari yang baru?”
“ Tapi kenapa kelihatannya, matahari hendak tertidur? Lihatlah! Awan tempat tinggal mereka, terlihat gelap. Sinar matahari juga tidak terpantul dengan baik.”
“ Oh, itu namanya awan mendung. Sebentar lagi akan turun hujan.”
“ Hujan?”
“ Sebentar lagi akan turun rintik-rintik air yang akan membasahi kita dan dunia ini.”
“ Apakah itu yang dikatakan hujan?”
“ Betul. Terkadang, hujan itu menyusahkan manusia.”
“ Termasuk Sherin?”
“ Iya. Tapi dia sangat suka dengan hujan. Ketika hujan turun, dia merangkai kata yang terdengar indah sekali.”
“ Benarkah?”
*****
1st Chapter oleh Irene Wibowo
No comments:
Post a Comment