Monday, May 25, 2009

Dua Surat Cinta

“Satria?? Cowok paling keren di sekolah ini Ra”

“gitu deh”

“Serius lo Ra”

“Ya ampun Tia, ngapain juga gue bohong sama lo, kalo gak percaya ni buktinya” aku mengeluarkan kado bersampul merah muda yang baru aja kuterima dari satria.

“Gila…beneran… buka dong Ra”

“enak aja, kado ini dari orang yang spesial, jadi bukanya juga dengan waktu yang spesial”

“hu.. dasar pelit.. terserah deh.. tapi janji ya gue boleh liat besok” rengek Tia

“Ok deh.. sekarang ke kantin yuk.. gue traktir”

“Nah gitu dong” Tia terlihat senang dan langsung berlari ke kelas.. lho koq ke kelas ya..??

“Woi… buruan ke kantin… Rara nraktir… makan apa aja di kantin… sekarang ya..!!”

Apa … semuanya.. gila si Tia, gue dikerjain… bisa-bisa ngutang ni sama bu kantin… dasar Tia…
☺☺☺


“Neeek… neeek…!!, bukain pintu dong..!!!”

“Iya sebentar”

“Lama banget sih nek, aku kan capek teriak-teriak”

“Rara dari mana aja kamu, tengah malam begini baru pulang, trus masuknya ndak pake salam”

“Party dong nek, inikan sweet sevententh ku.. pikun amat”

“Astaghfirullah… tapi besok kamu kan harus sekolah Ra”

“Nah itu ngerti, makanya jangan nge-rep mulu, ngantuk nih”

Ya Allah Rara…, maafkan ibu ya Aisyah.. ibu ndak berhasil menjalankan amanahmu untuk mendidik Rara menjadi anak yang sholehah… tapi tadi Rara bilang sweet sevententh..? kalau ndak salah itu berarti hari ini ulangtahunnya yang ke 17 kan.. Astaghfirullahaladziim…. hampir lupa…
☺☺☺


Uff.. seger banget udah ngebersihin muka… mmm.. kado dari Satria mana ya…nah ini dia…

Tok..tok..tok

Pasti nenek deh… mau apa lagi sih?

Tok… tok..tok

“Ra buka dulu sebentar”

“Ada apa lagi nek? Kalo mau ngomel besok aja deh, ngantuk ni”

“Ini ada titipan kado ulang tahun buat kamu”

kado ultah? Dari siapa ya??

“Kado ini titipan dari almarhumah ibumu sebelum dia meninggal, kado ini awalnya dititipkan pada almarhum ayahmu, tapi 3 tahun kemudian ayahmu mulai sakit-sakitan dan dia menitipkan kado ini pada nenek seminggu sebelum dia meninggal, dia berpesan kado ini harus diberikan padamu saat kamu berulang tahun yang ke 17”

“Makasi ya nek” aku langsung menutup pintu kamarku

Kado dari bunda… tiba-tiba saja aku jadi merinding… ntar aja ah bukanya… mendingan buka kado dari Satria dulu…

Aku meletakkan kado dari bunda dan mengambil kado dari Satria, ku buka perlahan-lahan, takut sobek, sayangkan, habis manis banget sih… ya ampun.. romantis banget… ada bunga mawar, coklat, boneka dan… selembar surat

Happy Birthday My Dearest Rara
would you be the last girl in my life?
I promise I will give my whole life
to take care of you and loving you
until the end of life

Satria


Ya ampun.. aku serasa melayang di udara… jadi deg-degan ngebayangin ketemu Satria besok… gimana ya cara nerimanya…jangan sampe dia tau kalo aku emang naksir sama dia dari dulu….
Bunda… andai kau ada di sini sekarang, menemaniku melewati hari-hari bahagiaku… Bunda.. Rara kesepian…

Ku pandangi foto bunda yang tersenyum manis di meja belajarku. Tak banyak kenangan yang kuingat tentang bunda, tapi foto itu selalu menemaniku saat sedih dan bahagia, aku terbiasa bercerita dengan foto itu, seolah aku sudah begitu akrab dengan bunda dan seolah dia selalu ada di sini.

Ups… hampir lupa… nenek bilang aku dapat kado dari bunda…

Penasaran kubuka kado bersampul biru itu… sampulnya sudah lusuh dan berdebu tapi lemnya masih kuat berarti belum pernah dibuka…

Pikiranku melayang membayangkan bagaimana wajah bunda saat membungkus kado ini…hm…pasti bunda sedang tersenyum saat itu persis seperti di dalam foto. Aku membukanya dan isinya sebuah jilbab berwarna merah maroon dan… selembar selembar surat juga…

Aku sempat berfikir ini pasti sebuah surat wasiat…

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamua’laikum…
Dear putriku yang manis “Fathimah Az-zahra”

Selamat hari lahir…

Saat kau membaca surat ini, bunda insyaAllah sudah tenang di sisiNya...

Hari ini kau genap berusia 17 tahun, itu berarti 14 tahun setelah bunda meninggalkanmu. Yah… bunda menuliskan surat ini tepat dihari kau genap berusia 3 tahun… kau manis sekali sayang, dengan gaun merah muda itu… masih ingat? Kita pergi ke Pekan Raya Sumatera Utara, naik kereta api, beli gula kapas… kau terlihat senang sekali… padahal sejujurnya… bunda harus istirahan total di rumah… tapi bunda paksakan… bunda tak ingin kehinlangan saat-saat terakhir bersamamu… bukan berarti bunda ingin mendahului ketentuan dari Sang Penentu segalanya… hanya saja bunda seperti merasa kebersmaan bunda denganmu sudah tak akan lama lagi… dan benar saja… belum lama kita bermain bunda merasakan tubuh bunda semakin lemah… Dan ayah menyaksikan wajah bunda semakin memucat…

Deg.. aku berhenti sebentar, mengambil nafas… darahku serasa behenti mengalir, nafasku seolah tertahan, aku seperti menyaksikan tubuh bunda mulai melemah…

Ayah panik dan langsung membawa kita pulang, begitu sampai di rumah, bunda langsung tertidur bahkan bunda belum sholat isya… tetapi Alhamdulillah… Allah membangunkan bunda di sepertiga malam… bunda langsung berwudhu untuk sholat isya sekaligus qiyamulail… bunda sengaja tak membangunkan ayah, karena bunda tak ingin ayah mengetahui saat bunda menuliskan surat ini untukmu.. bunda tak ingin ayah sedih…

hmh… bunda berhenti sebentar untuk membetulkan selimutmu, menciummu dan juga ayah, kalian berdua begitu lelap, kelelahan mungkin…

Sebelum bunda teruskan.. bagaimana keadaan ayah sekarang Rara? Apa dia bersamamu membaca surat bunda ini?

air mataku menetes perlahan… bunda.. ayah tak sanggup bunda tinggalkan terlalu lama, ayah begitu mencintai bunda… itu yang sempat ayah katakan padaku sebelum ayah benar-benar pergi.. ayah menyusul bunda 3 tahun setelah bunda pergi…

Kehidupan kita begitu indah, sederhana memang tapi kita bahagia, ayah adalah orang yang penyayang dan sabar, dia sangat menyayangi kita… ayah pernah cerita gak Ra, kalau ayah itu paling gak bisa ngeliat darah, jadi waktu bunda mau melahirkan kamu, bunda nangis-nangis minta ditemanin ayah, ayah udah bilang dia gak sanggup tapi bunda maksa, akhirnya ayah menyerah, dia ikut nemanin bunda, awalnya ayah terlihat santai, menggenggam tangan bunda, bunda mengejan, ayah menguatkan gengaman tangannya sambil tak henti-hentinya melantunkan ayat suci Al-Qur’an, perlahan-lahan kepalamu keluar Ra, dan darah yang mengalirpun semakin banyak, ayah makin menguatkan genggaman tangannya dan… coba tebak Ra.. ayah pingsan… kami semua panik… beberapa orang perawat langsung membawa ayah keluar, bunda menangis Ra, bunda merasa sangat bersalah udah maksa ayah, untung ada nenek yang mengingatkan bunda bahwa perjuangan bunda belum selesai… dan seolah mengerti, kamu keluar dengan lancar… Alhamdulillah…

Ra sebenarnya bunda gak sanggup membayangkan bahwa bunda harus meninggalkan kalian berdua… Rasanya belum puas bunda menimangmu… bunda masih ingin melihatmu tumbuh dewasa menigkuti jejak putri kesayangan Rasulullah Fathimah Az-zahra, menjadi anak yang berbakti kepada orangtua, bunda masih ingin mendampingimu saat kamu menikah… bunda masih ingin… mengapa penyakit ini datang begitu cepat… Astaghfirullah… ampuni hamba Ya Rabbi.. bunda khilaf Ra…

Tak sanggup lagi rasanya meneruskan membaca surat ini, bunda Rara ingin memelukmu…meringankan sedihmu…

Sangat sulit untuk bisa ikhlas Ra…, apalagi harus ikhlas meningggalkan orang yang paling kita sayang… tapi insaAllah bunda percaya… akan ada hikmah di balik semua kejadian ini, bunda percaya Allah pasti menjaga kamu dan ayah… bunda percaya…

Ra… surat ini bunda tulis untuk mengingatkanmu bahwa kematian bisa datang kapan saja, bayangkan Ra, kamu ada di posisi bunda sekarang… bagaimana kita bisa ikhlas menghadapNya bila kita gak punya bekal apa-apa Ra..

InsyaAllah usiamu sudah 17 tahun sekarang. Jangan sia-siakan hidupmu, perbanyak amal sebagai bekal untuk menghadapNya, karna dunia ini hanya persinggahan sementara, kita tidak akan pernah tau kapan kita harus meninggalkannya…

Ra sampai di sini dulu surat bunda jangan berhenti mendo’akan ayah dan bunda. Bunda minta maaf karena tidak bisa mendampingimu melewati indahnya masa remajamu… sebentar lagi azan subuh, bunda harus cepat-cepat matiin komputer ini, ayah pasti terbangun sebentar lagi. O,ya Ra bunda hampir lupa, jilbab merah muda ini pasti manis sekali jika kamu pakai, cuma ini yang bisa bunda berikan sebagai hadiah ulang tahunmu… sekali lagi selamat ulang tahun ya sayang bunda sayang kamu…

Assalamu’alaikum
Dengan setulus hati,

bunda


Masih dengan tersedu-sedu kulipat rapi surat bunda, aku terdiam sejenak merenungkan isi surat bunda,,, bunda seolah tau bahwa imanku sedang goyah sekarang… masih ada waktu buat sholat isya… kubasuh wajahku dengan air wudhu’… sejuk.. aku sholat… semuanya terasa damai sekarang…dan tiba-tiba aku teringat sesuatu…yup mbak Dilla tetanggaku…

“ assalamu’alaikum”

“Wa’alaikumsalam, maaf mbak mengganggu, sudah tidur ya?”

“Gak sih, mbak lagi qiyamulail, tapi sekarang udah jam 2 pagi Ra, kamu koq belum tidur, ada apa nelfon malam-malam?”

“Mbak besok pagi Rara boleh pinjam seragam mbak buat sekolah?”

“Boleh aja, mbak punya dua koq. Tapi kalau boleh tau seragam Rara kenapa? Lagian kan seragam mbak panjang Ra, mbak kan biasa pakai jilbab”

“ya justru karna itu Rara pinjam, Ceritanya besok aja ya mbak, makasi sebelumnya, assalamu’alaikum”

Alhamdulillah…satu masalah selesai, dan Satria… tanpa kujelaskan dia pasti sudah tau apa jawabanku…bunda gak akan suka kalo aku jadian sama Satria yang memang gak seagama denganku… Ya Allah kuatkan Rara ya…
☺☺☺


Winda Alfriani

No comments: