Sunday, February 15, 2009

Queen's Beloved

Prolog


Senja sudah tiba.Saat-saat paling tepat untuk melihat matahari tenggelam di pesisir pantai.Enggak hanya itu,momen ini juga pas untuk mengabadikan kesan romantis dengan orang yang dikasihi.

Dari kejauhan,ada seorang anak perempuan-umurnya sekitar 7 tahunan.Sedang asyiknya melamun di depan jendela kamar hotelnya,membayangkan keindahan matahari terbenam.”Mungkin enggak,ya,Papa ngizinin aku ke pantai?Apalagi kalo Papa sama Mama ikut,tambah Kak Leon dan Kak Denise,pasti asyik tuh!” Pikirnya.

“Ada apa,sayang?Kok melamun?”Tanya Mama anak itu,mengusap lembut kepala anaknya.

“Enggak,Ma.Queen boleh enggak main ke pantai?Enggak Queen sendiri kok,sama Papa,Mama,Kak Leon,dan Kak Denise juga.Boleh,ya,Ma?” Anak yang ternyata bernama Queency memohon.

Mama sebenarnya mau mengizinkan Queency ke pantai,tapi sebentar lagi hari mau malam.Di luar udara mulai dingin dan bisa aja hal itu membuat anak perempuan satu-satunya ini sakit.Mereka berlibuir ke Bali kan buat bersantai,bukan mencari penyakit kan?

“Queen,sebentar lagi mau malam lho!Nanti kamu sakit.Kalo mau,kita ke Tanah Lot aja?Gimana?Kan jaraknya deket sama hotel.”

Queency terlihat berpikir sejenak.Dahinya berkerut layaknya orang dewasa.”Boleh,Ma!Queency mau.Ajak yang lain juga ,ya,Ma?”

†††

“Wah,di sini suasananya enak,ya?Ma,Queen mau main ke sana dulu,ya?” Tanya Queency sambil berlari kecil ke arah tempat yang dia maksud.Kedua tangannya mengangkat sedikit rok yang dia pakai agar tidak basah.

“Hati-hati,awas banyak bebatuan.” Teriak Mama.

“Ma,aku sama Kak Denise mau ke bebatuan itu dulu,mau foto-foto.Papa mau ikut?” Tanya Leon seraya mengangkat kamera yang dia bawa.

Papa menggeleng cepat.

Mama tersenyum hangat,dirinya tahu bahwa suaminya takut berdiri dekat bebatuan.Sudah trauma sejak masa mereka pacaran.

†††

Denise dan Leon asyik berfoto di bebatuan,lain lagi dengan Queency.Queency yang cuma seorang diri hanya bisa bermain air di daerah yang dangkal.Maklum,dia belum bisa berenang.Rok yang tadinya dicegah untuk tidak basah,malah dibiarkannya menyentuh air.

Saking asyiknya,kaki Queency terbentur batu berukuran cukup besar yang membuatnya kehilangan keseimbangan.Badannya yang hampir jatuh segera ditangkap oleh seorang anak lelaki yang jauh lebih tua darinya.Mungkin sekitar 4 tahun lebih tua.

“Kamu enggak pa-pa?” Tanyanya lembut.

“Enggak pa-pa kok.” Jawab Queency pelan,pipinya bersemu merah.”Kak,aku mau turun dong.” Lanjutnya.

Cowok itu langsung menurunkan Queency dari topangan lengannya.Tubuhnya memang sudah tinggi dan besar,sehingga kuat menahan bobot tubuh Queency.

“Makanya,jangan ceroboh.Sakit enggak kakinya?” Tanyanya lagi.

Queency menggeleng.”Enggak kok,liat nih,baik-baik aja kan?” Queency memperlihatkan bagian kakinya yang tersandung tadi.Sedikit bengkak,sekali kompres juga pasti hilang.

“Baguslah.Kakak pergi dulu,ya?”

Melihat ‘malaikat’ yang baru menolongnya mau pergi,Queency berpikir keras untuk membalas bantuannya.Apalagi cowok itu kelihatan bad mood.Barang kali,ada sesuatu yang bisa Queency lakukan untuk membuat cowok itu tersenyum.

“Kakak!Kita main dulu yuk!” Teriak Queency sambil melambaikan tangannya tinggi-tinggi.

Cowok itu diam sesaat.”Ah,kayaknya Kakak ini sombong.Mentang-mentang lebih tua.” Pikir Queency.Hampir Queency membatalkan niatnya dan berbalik pulang,cowok itu membalas berteriak,”Ok,siapa takut?”

Senyum Queency semakin mengembang.Perkiraannya salah besar.Dan sekarang dia mendapat teman baru…atau mungkin first love?



1st Chapter by Ivana Theja

No comments: